Assalamualaikum wr.wb sahabat portal sipil, pada kesempatan ini saya akan memberikan informasi mengenai metode konstruksi pekerjaan gedung yang mempunyai lantai basement.
Langsung saja disimak kawan-kawan
Metode konstruksi basement secara
garis besar terdiri dari dua macam, yaitu metode Bottom-Up dan metode
Top-Down.
Metode Bottom-Up terdapat bermacam-macam teknik pelaksanaannya, seperti teknik
cut-off dan teknik strutting steel.
Penjelasan mengenai metode Bottom-Up dan metode Top-Down dapat dilihat pada
uraian berikut ini.
Metode Bottom-Up
Metode ini merupakan metode
pembangunan gedung yang dimulai dari bawah sampai ke atas. Pada metode ini juga
pekerjaan difokuskan pada pembuatan basement terlebih dahulu.
Tahap pertama yang dilakukan dalam metode ini adalah menggali tanah terlebih
dahulu hingga mencapai elevasi yang direncanakan, kemudian
dilakukan/dikerjakan pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dan pekerjaan pelat
hingga ke lantai paling atas.
Urutan Pengerjaan Metode Bottom-Up:
- Penyiapan akses peralatan dan bahan
- Penggalian tanah
- Pembuatan pondasi
- Pembuatan dinding penahan tanah (bila dibutuhkan)
- Pembuatan lantai basement
- Pembuatan kolom, balok, dan pelat lantai berulang sampai ke lantai paling atas
Kelebihan dari Metode Bottom-Up:
- Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak yang memadai
- Tidak membutuhkan teknologi yang tinggi
- Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai
- Biaya yang harus dikeluarkan relatif lebih murah
Kekurangan dari Metode Bottom-Up:
- Pelaksanaan dewatering harus lebih intensif
- Penggunaan “konstruksi sementara” sangat banyak
- Tidak memungkinkan untuk melaksanakan dengan super struktural secara efisien
Seperti yang telah disebutkan diatas, metode Bottom-Up memiliki beberapa teknik
dalam pekerjaannya, yakni dua diantaranya adalah teknik cut-off dan teknik
strutting steel. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua metode
tersebut.
- Teknik Cut-Off
Metode ini merupakan metode yang
pada tahap awalnya adalah penggalian seluruh tanah secara langsung hingga ke
elevasi perencanaan basement yang paling bawah. Namun, dengan keadaan seperti
ini, maka tanah disekitar galian akan cenderung melakukan dorongan aktif
sehingga memacu terjadinya longsor atau jatuhnya tanah sekitar menuju area yang
sudah digali.
Maka dari itu, dalam penggunaan metode ini, setelah dilakukan penggalian, tanah
disekitar area penggalian perlu ditahan dan diberi ground anchor sehingga tanah
disekitar area penggalian tidak runtuh.
Tidak hanya itu, penggunaan metode ini harus memperhatikan juga lingkungan di
sekitar proyek seperti seberapa banyak gedung yang sudah terbangun di
sekitarnya. Metode ini tidak disarankan jika di sekitar area proyek terdapat
banyak gedung-gedung yang sudah berdiri karena hal ini akan sangat mengganggu
bagi keberadaan gedung-gedung tersebut.
Gangguan yang terjadi dapat berupa turunnya tanah atau pondasi dari gedung-gedung
tersebut hingga runtuhnya bagian struktural dari gedung-gedung tersebut.
- Teknik Strutting Steel
Secara garis besar, proses awal
dari metode ini sama dengan metode cut-off yaitu melakukan penggalian seluruh
tanah secara langsung hingga ke elevasi basement yang paling dasar.
Karena tahap awal yang dilakukan adalah sama seperti metode cut-off, maka
kesulitan dan kendala yang dialami akan sama yaitu kecenderungan tanah sekitar
untuk runtuh dan jatuh menuju area galian. Maka dari itu perlu diberikan
penahan tanah yang terdapat di sekitar galian untuk mencegah runtuh/jatuhnya
tanah yang berada di sekitar proyek.
Metode pencegahan runtuhnnya tanah sekitar yang membedakan metode ini dengan
metode cut-off. Dalam metode ini, pencegahan yang dilakukan adalah dengan
memberikan tahanan struktural berupa kerangka baja dari satu sisi tanah menuju
ke sisi tanah yang lain.
Jika dilihat dari atas, kerangka baja yang dipasang kurang lebih akan terlihat
seperti net atau jaring.
Metode Top-Down
Cara pelaksanaan pembangunan
gedung yang dimulai dari atas ke bawah disebut sebagai metode Top-Down.
Proses pelaksanaan metode ini dimulai dengan memasang dinding diafragma,
kemudian dipasang pondasi dan kingpost, dilanjutkan dengan pembuatan plat
lantai dasar dan setelah itu dilakukan konstruksi basement bagian bawah yang
dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Metode ini sangat membantu dan digunakan jika kondisi di sekitar proyek
terdapat bangunan yang berdekatan, sehingga longsor tanah dari bangunan sekitar
dapat dicegah.
Urutan Pengerjaan Metode Top-Down:
- Memasang dinding diafragma
- Memasang pondasi beserta kingpost
- Mengerjakan plat lantai dasar
- Mengerjakan pengerukan dan pengecoran lantai basement
- Mengerjakan lantai basement lebih bawah lagi bersamaan dengan lantai yang lebih atas
Kelebihan dari Metode Top-Down:
- Resiko teknis lebih kecil
- Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat
- Relatif tidak mengganggu lingkungan
Kekurangan dari Metode Top-Down:
- Diperlukan peralatan berat yang khusus
- Sumber daya manusia yang ahli masih terbatas
- Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek
Tahapan Pekerjaan Tanah Galian Top-Down
Tahapan pekerjaan tanah galian Top-Down beserta ilustrasi tahapan penggalian terdapat di bawah ini.
1. Penggalian tanah hingga B1
2. Pengecoran pelat pada level B1
3. Pengecoran pelat pada Level 1
4. Pekerjaan galian pada level B2
5. Pengecoran pelat pada level B2
6. Dilakukan langkah yang sama hingga level B5
7. Pekerjaan galian pada level B6
8.
Pengecoran Matt Foundation / pondasi rakit
Nah itulah beberapa metode konstruksi untuk pekerjaan gedung yang memiliki lantai basement, semoga informasi ini bermanfaan untuk para sahabat portal sipil. wassalam
ConversionConversion EmoticonEmoticon