Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan informasi tentang sejarah beton prategang, pasti kawan-kawan yang kuliah di teknik sipil pasti tidak asing lagi kan dengan beton prategang ini, tapi apakah kawan tahu sejarah awal mula diciptakannya sistem prategang ini, nah untuk lebih jelasnya silahkan kawan simak ya artikel berikut.
Sebelum masuk sejarahnya kita pahami dulu ya kawan apa itu beton prategang
Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Kalau kawan masih bingung saya jelaskan lagi menurut pemahaman saya, beton prategang itu yang didalamnya terdapat kawat tendon yang telah ditarik sehingga mencapai kekuatan maksimalnya, di Indonesia sendiri sudah banyak produsen beton prategang misalnya PT. Wijaya Karya (WIKA) adalah produsen terbesar dari sistem beton prategang ini.
Sejarah Beton Prategang
Penerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J. Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927, maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan perpanjangan yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge) seperti gambar dibawah ini :
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metode prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles (Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan beton prategang sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat bentang yang besar tetapi langsing.
Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
- Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
- Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
- Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
- Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif.
- Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
- Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
2 komentar
Click here for komentarSayangnya beton prategang gak bisa buat rumah ya om lukman, apa memang bisa?
ReplyKlo prategang yg sy maksud diatas khusus untuk jembatan atau flyover mas deni, sedangkan untuk penggunaan rumah atau gedung kita pakai beton precast, namun pada prinsipnya hampir sama
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon