Hai kawan-kawan pada kesempatan ini saya akan memberikan ilmu tentang cara perencanaan pondasi tiang pancang, tentunya kawan-kawan sudah sering melihat proses pelaksanaannya, namun kali ini mari kita belajar cara perencanaan pondasi tiang pancang, silahkan disimak ya kawan.
Pondasi suatu bangunan berfungsi untuk
memindahkan beban-beban pada struktur atas ke tanah. Substruktur ini meliputi
pondasi dan balok penghubung ke pilecap. pondasi ini merupakan hal yang paling diperhatikan saat proses perencanaan dan pelaksanaan gedung bertingkat, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan maka sebelumnya kawan harus tahu dulu cara menghitung daya dukung pondasinya, berikut ini contoh perhitungan pondasi tiang pancang.
pemancangan pondasi mini pile |
Dalam perencanaan pondasi tiang pancang digunakan berbagai rumus misalnya :
1. Daya Dukung berdasarkan
Kekuatan bahan
P=(Ap*Tbk)+(As*Tau) ;
dimana ;
P = daya dukung tiang pancang ijin (kg)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)
dimana ;
P = daya dukung tiang pancang ijin (kg)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)
2. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir (CPT/Cone Penetration Test)
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5 ;
dimana ;
P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
qc = Nilai konus (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang
pancang (cm2)
Ka = Keliling penampang tiang
(cm1)
JHL = Jumlah hambatan lekat
SF = Safety factor ; 3 dan 5
3. Daya dukung tiang
pancang berdasarkan Data SPT/ Standart Penentration Test
dimana ; Qu = Daya dukung batas
pondasi tiang pancang
Nb = nilai N-SPT rata-rata
pada elevasi dasar tiang pancang
Nb = (N1+N2)/2 ;
N1 = Nilai SPT pada kedalaman 3D pada
ujung tiang ke bawah
N2 = nilai SPT pada kedalaman 8D pada
ujung tiang ke atas
Ap = luas penampang dasar tiang
pancang (m2)
dimana ;
qs = 0.2N—– untuk tanah pasir
0.5N—– untuk tanah lempung
Asi = keliling penampang tiang*tebal
lapisan
Daya Dukung Tiang Pancang (SPT)
DARI HASIL KE TIGA PERHITUNGAN , DAYA DUKUNG IJIN TIANG PANCANG YANG AKAN DIPERGUNAKAN ADALAH NILAI DAYA DUKUNG TERKECIL.
CONTOH PERHITUNGAN
- Beban Normal maksimum N= 814.07 ton ; M= 90.671Ton
- kuat tekan beton rencana fc’= 35 Mpa ; mutu baja tulangan fy= 400 Mpa
- Data Sondir pada kedalaman 12m (qc=250kg/cm2 dan JHL=1200 kg/cm)
- Dimensi tiang pancang yang akan dipasang 40×40 cm
P=(Ap*Tbk)+(As*Tau)
=((40*40)*35)+(314*400)
=56.000+125.600
=181.600 kg
=181,6 Ton
=((40*40)*35)+(314*400)
=56.000+125.600
=181.600 kg
=181,6 Ton
Daya dukung ijin satu tiang pancang berdasarkan data Sondir (CPT/Cone Penetration Test)
P = (qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5
= (250*40*40)/3 + (1200*40*4)/5
= 133,333+38,400
= 171733.33 kg
= 171,7 Ton
Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan data SPT/Standart Penetration Test
P = (Qu + Qsi)/3
Data SPT
Kedalaman (m)
Jenis tanah N
0.0 s/d
2.0 (lempung) 4
2.0 s/d
4.0 (lempung) 10
4.0 s/d
6.0 (lempung) 13
6.0 s/d
8.0 (lempung) 36
8.8 (8D) (lempung) 40 —–> (8*0.4)=3.2 m ; —-> 12m-3.2m
= 8.8 m
10 (lempung) 44
10.0 s/d 12.0 (pasir) 50 ——> kedalaman tiang
pancang rencana 12m
13.2 (3D) (pasir) 52
——> (3*0.4)= 1.2 ; ——-> 12m+1.2m = 13.2 m
Qu = (40*Nb*Ap) ; ——-> Nb = (N1 + N2)/2
Nb1 = (40+50)/2 ; —–> Nb1= 45
Nb2 = (50+52)/2 ; —–> Nb2= 51
Nb = (45+51)/2 ; —–> Nb = 48
Qu = (40*48*Ap) ; ——> Ap = 0.4*0.4 ; —–> Ap=0.16
= (40*48*0.16)
= 307.2ton
Daya dukung Gesek/Friction tiang pancang
berdasarkan data SPT
Qsi = qs*Asi
pada lapisan tanah hingga
kedalam1- 10 m adalah jenis tanah lempung,
dan lapisan tanah pada kedalaman 10-12 m adalah pasir .
qs —> untuk pasir 0.2N
qs —> untuk lempung 0.5N
kedalaman 0-10 (jenis
tanah lempung)
qs1 =
0.5N*Asi
; (ket ; 0.5N adalah karena jenis tanah lempung)
Asi = keliling penampang tiang
pancang*tebal
Asi = (0.4*4)*10; –> Asi = 16 m2
qs1 = 0.5*48*16 ; –> qs1=384ton
kedalaman 12 m —> jenis tanah pasir
qs2 =
0.2N*Asi ;
(ket 0.2N karena jenis tanah adalah pasir)
Asi = 0.4*4*2
Asi = 3.2 m2
qs2 = 0.2*48*3.2
= 30.72Iton
Qsi = qs1+qs2
; Qsi = 384+30.72
Qsi = 414.72ton
Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan SPT
Pu = (Qu +Qsi)/3 ;
Pu = (307.2+414.72)/3
Pu = 240.64ton
KESIMPULAN
Daya dukung satu tiang pancang
- berdasarkan mutu bahan = 181,6ton
- berdasarkan CPT = 171.7ton
- berdasarkan SPT = 240.67ton
Maka nilai daya
dukung satu tiang pancang yang akan dipergunakan selanjutnya adalah berdasarkan
CPT.
Perencanaan
jumlah tiang pancang pada tiap pilecap – kolom.
selanjutnya adalah
menghitung jumlah tiang pancang yang akan dipergunakan dalam satu kolom-pilecap/ poer Beton .
- Beban Normal Maksimum N=814.07ton, Momen M=90.671tonM.
- Daya dukung ijin satu tiang pancang P=171ton
maka jumlah tiang pancang yang
dibutuhkan
n = 814.07/171
n = 5 buah
karena adanya efisiensi tiang pancang
dalam satu grup tiang pancang yang akan mengurangi daya dukung satu tiang
pancang, maka dipasang tiang pancang pada kolom tersebut 9 buah. Dimensi
satu tiang pancang 40/40cm.
Cek daya dukung tiang pancang
akibat efisiensi.
Pu = N+Tx+Ty
—–> Tx = M*ex/(x1²+x2²+. . . +xn²)
Ty = M*ey/(y1²+y2²+.
. . +yn²)
Dimensi tiang pancang 40/40cm
Tx = 90.671*1.2/(3*1.2²+3*0²+3*1.2²)
—–> Tx = 108.81tm/8.64
Tx = 12.594ton
Ty = 90.671*1.2/(3*1.2²+3*0+3*1.2²)
——> Ty = 108.81/8.64
Ty = 12.594ton
Pu =
814.07+12.594+12.594 —-> Pu = 839.258 ≤9*171=1539ton (aman)
Kesimpulan :
Untuk beban aksial/ normal pada kolom di atas menggunakan 9 tiang pancang pada satu grup pilecap.
Itulah sedikit gambaran cara perencanaan pondasi tiang pancang, semoga kawan bisa mengaplikasikan contoh perhitungan diatas apabila kawan mendapatkan proyek yang menggunakan pondasi tiang pancang sehingga tidak ragu lagi untuk menghitung daya dukung pondasinya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon